Novel Baswedan Minta Pimpinan KPK Terbuka soal Kasus Penyerangannya
BintangBola - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan
menuntut keseriusan pimpinan KPK mengungkap fakta penyerangan air keras
terhadapnya pada April 2017. Hal itu ia ungkapkan selesai mengikuti
upacara hari kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
Sambil mengenakan topi dan kacamata, Novel juga berharap agar pimpinan KPK serius mengawal kasus penyerangan kepada pegawai KPK. Berulang kali ia mengatakan, permintaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pribadinya melainkan seluruh pegawai KPK dalam menjalankan tugas.
"Dan saya tetap meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta itu semua agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga bagi orang-orang yang berjuang dengan pemberantasan korupsi, agar penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari," ujar Novel di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (17/8/2018).
Sambil mengenakan topi dan kacamata, Novel juga berharap agar pimpinan KPK serius mengawal kasus penyerangan kepada pegawai KPK. Berulang kali ia mengatakan, permintaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pribadinya melainkan seluruh pegawai KPK dalam menjalankan tugas.
"Dan saya tetap meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta itu semua agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga bagi orang-orang yang berjuang dengan pemberantasan korupsi, agar penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari," ujar Novel di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (17/8/2018).
Melansir dari halaman Agen Bola, disinggung mengenai pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan
menjawab dilematis. Sebab, berulang kali surat permintaan TGPF
dikirimkan ke Presiden melalui Wadah Pegawai KPK, namun tak kunjung ada
tanggapan.
Setelah satu tahun berlalu, Novel mengaku bingung apakah surat permintaan pembentukan TGPF masih efektif jika kembali dikirim ke Presiden.
"Saya tidak tahu apakah dengan surat itu menjadi efektif atau tidak tapi yang jelas Bapak Presiden saya harapkan beliau benar-benar mau memberikan perhatian dan mendukung pemberantasan korupsi," kata dia.
Setelah satu tahun berlalu, Novel mengaku bingung apakah surat permintaan pembentukan TGPF masih efektif jika kembali dikirim ke Presiden.
"Saya tidak tahu apakah dengan surat itu menjadi efektif atau tidak tapi yang jelas Bapak Presiden saya harapkan beliau benar-benar mau memberikan perhatian dan mendukung pemberantasan korupsi," kata dia.
Diketahui, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal di dekat rumahnya, Jakarta Utara, seusai melaksanakan ibadah salat Subuh berjamaah. Akibat air keras itu, mata kirinya rusak cukup parah.
Selama satu tahun, Novel jalani perngobatan bolak balik Singapura-Jakarta. Tindakan medis berupa operasi sudah beberapa kali harus ia jalani. Sketsa wajah terduga terlibat dalam penyerangan itu pun sempat disebar oleh Polda Metro Jaya. Meski hingga saat ini hasilnya masih nihil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar